30 Des 2011

Market Review 30 Des 2011

Ask Misstrader News  - Emas Kalah Melawan Krisis Likuiditas
Emas sentuh level rendah 6 bulan, tertekan oleh penguatan dollar setelah hasil lelang obligasi Italia tegaskan kecemasan penularan krisis utang dan kredit. Italia harus membayar biaya pinjaman hampir 7% ketika menjual obligasi bertenor 10 tahun; ini tentunya cukup mengkhawatirkan bagi Italia yang miliki rasio utang tinggi dan hadapi perlambatan ekonomi. “Hasil lelang surat utang pemerintah Italia mengecewakan,” ujar analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov. “Sentimen masih negatif hingga penutupan tahun.”
Memburuknya krisis utang zona-euro dan meningkatnya kebutuhan likuiditas dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong institusi keuangan untuk menjual asetnya, termasuk emas yang dianggap sebagai aset safe-haven atas kesengsaraan ekonomi. “Perbankan alami masalah pendanaan dan ini terlihat dari berbagai indikator termasuk swap euro/dollar. Ada kekurangan likuiditas dan jika perbankan membutuhkan pendanaan maka harus menjual asetnya, termasuk emas,” tutur analis Credit Suisse, Tobias Merath. “Emas kalah melawan krisis likuiditas. Tingginya kebutuhan likuiditas membuat perbankan harus menjual aset untuk dapatkan dana tunai dan hindari kebangkrutan.”
Meski demikian, emas masih berpeluang rebound jika bank sentral kembali suntikan likuiditas atau turunkan suku bunga yang mengurangi keharusan perbankan untuk menjual asetnya.

Pemulihan Euro Bersifat Sementara
Euro rebound dari level rendah 15 bulan terhadap dollar AS akibat maraknya aksi short-covering jelang penutupan tahun 2011. Meski demikian, tidak banyak analis yang antisipasi berlanjutnya rally mata uang tunggal Eropa seiring belum adanya solusi untuk atasi krisis utang.”Ada kekhawatiran di kwartal pertama 2012 krisis utang akan memburuk akibat besarnya volume utang yang harus dibayar oleh beberapa pemerintah di zona-euro,” ujar strategis Standard Chartered, David Mann. “Trader akan manfaatkan peluang kenaikan euro untuk kurangi exposure mengantisipasi aksi serupa yang akan terjadi di awal Januari. EUR/USD akan lanjutkan pelemahan dan raih $1.20 pada akhir Maret 2012.”
Kekhawatiran akan kemampuan pendanaan Italia gerogoti sentimen pasar. Italia harus membayar biaya pinjaman hampir 7% ketika menjual obligasi bertenor 10 tahun. Roma juga hanya berhasil kumpulkan dana sebanyak €7,02 miliar, lebih rendah dari target €8,5 miliar. Ini tentunya bukan kabar gembira mengingat Italia harus terbitkan obligasi senilai €450 miliar pada tahun 2012 di saat perekonomian terbesar ketiga di zona-euro ini alami perlambatan.
Analis melihat kejatuhan tajam euro di bawah $1.30 akan membuat level psikologis tersebut sebagai resistance kunci. Trader juga antisipasi pelemahan EUR/USD hingga $1.25 untuk beberapa bulan mendatang. Carl Hammer, strategis SEB, prediksi euro akan lanjutkan penurunan hingga raih $1.25 pada bulan Maret akibat merebaknya kecemasan pasar akan besarnya kebutuhan pendanaan Italia di awal tahun depan.

Pelemahan Pound Masih Akan Berlanjut
Poundsterling anjlok hingga ke titik terendah 2½-bulan versus Greenback setelah hasil lelang obligasi Italia menghadirkan resiko akan memburuknya krisis utang Eropa di tahun depan. Yield obligasi Italia masih berkutat dekat level krusial 7% dan Roma hanya berhasil kumpulkan dana sebanyak €7,02 miliar, lebih rendah dari target €8,5 miliar.
Analis berpendapat kemungkinan memburuknya krisis utang Eropa tahun depan berpotensi menghadirkan malapetaka bagi sektor keuangan Inggris, yang akan terus menempatkan pound di bawah tekanan mata uang AS. Sementara spekulasi tentang QE lanjutan dari Bank of England juga masih beresiko melukai sterling di tahun 2012.
“Banjir permintaan dollar kemungkinan berlanjut hingga awal tahun depan. Dan jika itu benar-benar terjadi, Cable akan terperosok lebih dalam menuju kisaran $1.50,” kata Michael Derks, strategis yang diwawancarai Reuters. Sterling diterpa aksi jual sejak semester dua 2011 seiring para pembuat kebijakan Eropa belum mampu hasilkan solusi komprehensif untuk selesaikan masalah utang.
Analis juga melihat kemungkinan pelonggaran moneter lebih lanjut (Quantitative Easing) oleh Bank of England untuk topang pemulihan ekonomi Inggris sebagai faktor negatif untuk sterling di awal tahun 2012. “Dengan bertambahnya bukti akan rapuhnya pemulihan ekonomi Inggris dan besarnya exposure atas krisis utang Eropa maka BoE akan segera menambah program pembelian asetnya. Ini tentunya akan memperburuk performa sterling,” ungkap Raghav Subbarao, strategis Barclays Capital. Barclays prediksi BoE akan umumkan pelonggaran moneter lebih lanjut pada pertemuan Februari.

Asia Gelisah Nantikan Lelang Obligasi Italia
 Kegelisahan para pelaku pasar menanti hasil lelang obligasi Italia tercermin dari pergerakan saham yang cenderung mixed di beberapa bursa utama Asia. Lelang obligasi Italia bertenor 10 tahun menjadi fokus seiring sebagian besar pelaku pasar berharap adanya permintaan yang kuat setelah European Central Bank melancarkan operasi likuiditas.
Nikkei merosot 0,3%, tertekan oleh kejatuhan saham eskportir setelah yen  raih level terkuat terhadap euro dalam 10 tahun terakhir. Elpida Memory anjlok 10% akibat laporan produsen chip memori ini kemungkinan akan tunda pengembalian dana publik sebanyak ¥30 milyar.
Kospi tidak banyak berubah; aksi window-dressing berhasil imbangi data ekonomi Korea Selatan yang kurang menggembirakan. Output pabrik Korsel untuk bulan November dirilis lebih lemah dibandingkan ekspektasi; ini soroti kerentanan ekonomi terbesar ke-4 di Asia terhadap berkurangnya permintaan dan ketergantungan ekspor.
Hang Seng melemah 0,7% seiring merebaknya kecemasan atas situasi di Eropa. Alibaba.com naik 0,5% setelah induk perusahaannya, Alibaba Group China, menyewa Duberstein Group sebagai bagian dari rencana untuk mengakuisisi sebagian aset raksasa internet Yahoo. BYD Company turun 0.6% setelah China Securities Regulatory Commission setujui rencana produsen mobil ini untuk terbitkan obligasi 6 miliar yuan di Cina. China Mengniu Dairy anjlok 7,4% setelah hacker menyerang website perusahaan pasca beredarnya laporan pencemaran bahan berbahaya dalam produk susu formula yang diproduksinya.

Wall Street Optimis AS Dapat Arungi Krisis Utang Eropa
 Wall Street menguat setelah data perumahan dan manufaktur isyaratkan ekonomi terbesar di dunia ini dapat arungi krisis utang Eropa. Yield obligasi Italia masih berkutat dekat level krusial 7% dan Roma hanya berhasil kumpulkan dana sebanyak €7,02 miliar, lebih rendah dari target €8,5 miliar.
“Ada optimisme terhadap ekonomi AS,” ujar Richard Sichel, petinggi di Philadelphia Trust. “Membaiknya indikator ekonomi dapat isyaratkan perusahaan AS akan pertahankan pertumbuhan laba yang kuat.” Penjualan rumah AS naik 7,3% di bulan November, lebih baik dari perkiraan. Indeks manufaktur Chicago catatkan ekspansi seiring meningkatnya harga produk dan jumlah karyawan. Walaupun klaim pengangguran bertambah namun analis prediksi sektor tenaga kerja akan alami perbaikan.
Sementara itu Amazon.com melemah setelah Goldman Sachs katakan pertumbuhan penjualan retailer online ini dapat lebih rendah dari estimasi. Diamond Foods menguat seiring beredarnya isu meningkatnya investasi David Einhorn di perusahaan tersebut. Mosaic tergelincir setelah produsen pupuk ini umumkan pemangkasan produksi fosfat akibat turunnya harga jual. Sears Holdings lanjutkan kejatuhan setelah S&P utarakan kemungkinan pemangkasan kredit akibat tidak akan banyaknya perubahan performa perusahaan pasca penutupan 100 tokonya; Sears telah kehilangan 1/3 nilai sahamnya dalam tiga sesi terakhir

Resiko Geopolitik Topang Minyak          
 Minyak pulih seiring meningkatnya resiko geopolitik di Timur Tengah yang membuat investor khawatir akan prospek supplai. Teheran telah ancam blokir lalu lintas transportasi di Selat Hormuz -yang sangat krusial bagi produsen minyak Timur Tengah- setelah Uni Eropa dan AS putuskan untuk perketat sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya. AS katakan akan menjaga agar pengiriman minyak dari Timur Tengah tetap berjalan normal.
Sebuah kapal induk AS terlihat dekat wilayah latihan militer angkatan laut Iran, menurut Wakil Komandan Angkatan Laut Iran Mahmoud Mousavi. Iran langsungkan latihan militer di Selat Hormuz sejak 24 Desember dan dijadwalkan berakhir pada 4 Januari. Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza, telah utarakan akan blokir pengiriman minyak melalui Selat Hormuz jika negaranya dikenakan larangan ekspor minyak mentah. Sementara itu, juru bicara Angkatan Laut AS, Rebecca Rebarich, katakan AS tidak akan mentolerir gangguan pelayaran di selat tersebut.
Meski demikian, harga minyak sempat melemah setelah data tunjukan naiknya persediaan minyak AS seiring berkurangnya permintaan. Departemen Energi utarakan stok bertambah sebanyak 3,9 juta barel menjadi 327,5 milyar untuk minggu yang berakhir pada 23 Desember. Laporan ini senada dengan publikasi American Petroleum Institute yang utarakan kenaikan pasokan minyak sebanyak 9,57 juta barel pekan lalu.

Disadur dari Edukasi dan Riset PT.MIF


0 komentar:

Posting Komentar

Research and Education

 
Design by Askmisstrader